RELAWAN LITERASI MASYARAKAT (RELIMA) LAKUKAN KEGIATAN INVENTARISIR KE PERPUSTAKAAN DI MENTAWAI KHUSUSNYA PENERIMA BANTUAN BUKU BERMUTU DARI PERPUSNAS RI
Tuapejat, Sipora Utara - Relawan Literasi Masyarakat (Relima) merupakan program yang diinisiasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) sebagai bentuk komitmen dalam membangkitkan budaya baca dan meningkatkan kecakapan literasi. Relima juga merupakan program yang diinisiasi sebagai bentuk penguatan dan sinergi dari berbagai gerakan literasi yang telah ada.
Bersama Sepriyadi, Relawan Literassi Masyarakat yang terpilih Secara Nasional mewakili Wilayah Sumatera Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai melakukan kegiatan Inventarisir ke Perpustakaan-Perpustakaan yang ada di wilayah Kepulauan Mentawai khususnya Perpustakaan penerima bantuan buku-buku bermutu dari Perpustakaan Nasional RI.
Dok. Kunjugan Sepriyadi dan tim ke Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Kepulauan Mentawai |
Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam kegiatan Relima yang nantikan data inventarisir yang didapat dilapangan dapat manjadi bahan acuan untuk melanjutkan Program Relima di Tahun 2025 ini.
Dok. Kunjugan ke-Perpusdes Mara Kec. Sipora Selatan |
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyampaikan apresiasi kepada para relawan dan pegiat literasi yang telah hadir di tengah masyarakat. Dia memahami bahwa pergerakan yang selama ini di orkestrasi oleh penggiat literasi di masyarakat sangat luar biasa.
"Saya percaya mereka bergerak karena terpanggil untuk secara bersama-sama membangkitkan semangat membaca, membangun kecakapan literasi demi martabat bangsa," ungkapnya dalam Sosialisasi Program Relawan Literasi yang diselenggarakan secara daring pada Rabu, (2/7/2025)-Perpusnas RI. “Program ini bukan sekadar pelatihan atau penugasan, tetapi bentuk pemberdayaan dan pengakuan atas peran strategis relawan dalam membangun peradaban literasi,” jelasnya.
Dok. Arahan dari Tim Relima - Sepriyadi (Perpusdes Mara) |
Tahun ini, ada sebanyak 180 relawan terpilih dari lebih dari 600 pendaftar yang telah melalui proses seleksi ketat. Mereka akan menjalankan tugas di 189 wilayah yang telah ditetapkan, dan diharapkan menjadi penghubung antargerakan literasi lokal, mempertemukan ide, serta menyatukan langkah untuk mengatasi tantangan literasi di daerah masing-masing.
Lebih lanjut, Kepala Perpusnas menegaskan, bahwa negara melalui Perpusnas hadir untuk mengukuhkan eksistensi para pegiat literasi, bukan mengambil alih peran mereka. (Sumber-Perpusnas RI).
Dok. Kunjungan tim ke Perpusdes Saureinu Kec. Sipora Selatan |
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar, menegaskan bahwa program Relima merupakan bagian dari strategi nasional untuk membangun ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan.
"Budaya baca dan kecakapan literasi memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan. Negara-negara dengan tingkat literasi tinggi memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah, kesehatan lebih baik, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa program Relima masuk dalam kebijakan prioritas nasional, khususnya dalam mendukung penguatan SDM dan pelestarian budaya. Relawan akan menjadi mitra strategis dalam menjalankan berbagai program penguatan literasi.
Program ini juga terintegrasi dengan gerakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, KKN Tematik Literasi, serta penyediaan bahan bacaan bermutu ke ribuan titik layanan masyarakat di seluruh Indonesia. (Sumbar-Perpusnas RI).
Dengan adanya program Relima ini, besar harapan kita untuk peningkatan Indek Literasi di Wilayah Mentawai bisa lebih baik.
Dokumentasi oleh : Sepriyadi - Relima Mentawai
DOKUMENTASI KEGIATAN RELIMA MENTAWAI:
Dok. Kunjugan Tim Relima ke Perpusdes Matobe Kec. Sipora Selatan |
Dok. Kunjungan tim ke Perpusdes Bukit Pamewa Kec. Sipora Utara |
Dok. Diskusi Tim Relima dengan Sekdes Bukit Pamewa Kec. Sipora Utara |
0 Komentar